Sikap optimis terlihat mudah dan nyaman diucapkan tetapi dalam implementasinya tidak semudah yang dipikirkan orang lain, karena optimis berasal dari lubuk terdalam diri manusia.

Karena berasal dari dalam diri manusia, diperlukan kesadaran untuk bersikap optimis dalam kehidupan yang memerlukan energi dan tenaga dalam berjuang mengisi hidup dengan berbagai hal.

Tergeraknya manusia untuk bersikap optimis biasanya dipengaruhi faktor luar dan faktor dalam diri sendiri. Faktor luar ini bisa dari melihat atau mendengar sesuatu sehingga tersentuh hatinya untuk optimis dalam bersikap dan mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik dengan sekuat tenaganya.

Begitupun faktor dalam diri sendiri juga bisa tergerak dirinya jika dalam perenungan mendalam lalu seperti mendapatkan energi untuk merubah dirinya dengan bersikap optimis dalam melangkah maju untuk memperbaiki yang sudah terjadi dan berharap agar di masa depan kehidupannya sekarang menjadi proses untuk kesuksesan dalam hidupnya.

Jika kita sudah menyadari ada faktor luar dan faktor dalam yang bisa menggerakkan diri untuk bersikap lebih optimis maka seharusnya kita harus bisa juga mengatur waktu agar lebih berfaedah, berguna serta menebarkan manfaat untuk orang lain.

Dalam sikap optimis itulah akan terjadi pengembangan diri ke arah yang lebih baik dalam memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang menjadi lebih sempurna dan yang belum direalisasikan menjadi target untuk bisa diwujudkan ke arah yang nyata.