Menumbuhkan Keikhlasan Dalam Berpuasa

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan bagi orang beriman di siang bulan Ramadhan, sebagaimana perintah puasa terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah 183, disana panggilan berpuasa Tuhan tujukan bagi orang beriman artinya yang merasa beriman akan terpanggil melaksanakan ibadah puasa.

Orang yang berpuasa tidak bisa dinilai dengan kasat mata manusia, oleh karenanya puasa termasuk ibadah yang rahasia sehingga pahala puasa ini sangat besar disisi Allah karena keimanan seseorang bisa dilihat dari kualitas puasanya. (Baca juga : Membiasakan Ikhlas Dalam Menata Hati)

Ketika suatu ibadah dilihat orang lain, manusia umumnya akan terlihat lebih khusyu dan bersemangat mengerjakan ibadah itu sehingga muncul riya itu sering terjadi. Berbeda dengan ibadah puasa walaupun tidak dilihat manusia ketika iman seseorang kuat ibadah tersebut tetap dilaksanakannya dengan ikhlas karena mengharapkan ridha Allah.

Keikhlasan dalam mengerjakan ibadah puasa ditanamkan sejak dini atau anak-anak walaupun melalui proses yang panjang untuk menjadi terbiasa sehingga dilihat atau tidak, orang tahu atau tidak ketika berpuasa tidak perlu ingin dinilai orang lain.

Peranan ikhlas dalam melaksanakan suatu ibadah harus semata-mata mengharapkan keridhaan Allah agar tidak terpengaruh penilaian orang lain karena hal itu bisa merusak nilai ibadah seseorang. (Baca juga : Makna Ikhlas Dalam Perspektif Sufi)

Menciptakan keikhlasan dalam melaksanakan puasa akan meningkatkan kualitas puasa yang dikerjakan karena tidak menjadi beban sehingga mengisi Ramadhan selain berpuasa di siang hari juga mengerjakan amalan lain seperti menghidupkan malamnya dengan shalat malam, memperbanyak membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdzikir dan ibadah sunah lainnya.

Menumbuhkan keikhlasan dalam berpuasa seperti menumbuhkan suatu tanaman yang dirawat dengan tekun hingga berbunga dan berbuah, oleh karenanya pahala puasa tidak bisa dinilai manusia karena hanya Allah yang menilai kualitas puasa orang berpuasa. (Baca juga : Membiasakan Ikhlas Dalam Kehidupan)

Ikhlas dalam beribadah tidak mengharapkan penilaian manusia, orang tahu ataupun tidak bukan suatu hal yang dibanggakan dan tidak terpengaruh, hanya mengharapkan pahala dan ridha Allah sehingga jiwa manusia akan membuat ibadah yang dilakukannya berkualitas dan berpengaruh dalam kehidupannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *